A. Pengertian Psikologi Kesehatan
Sebelum adanya psikologi kesehatan, pemahaman mengenai
kesehatan hanya disaksikan menurut pada faktorbiologis medis semata. Sehingga
suasana sehat ditafsirkan kepada tidak adanya penyakit dalam tubuh. Namun
kemudian urusan itu berubah sesudah adanya ilmu yang mendalami urusan tersebut
sehingga definisi kesehatan menjadi lebih luas mencakup kesehatan fisik, mental
dan sosial. Hal ini menyerahkan pengetahuan terhadap ilmu lainnya, salah
satunya ialah psikologi kesehatan.
Psikologi kesehatan adalah ilmu cabang psikologi yang
memfokuskan perhatian untuk dunia kesehatan baik kesehatan pribadi maupun
kesehatan masyarakat. Kesehatan pribadi ini mencakup kesehtan jasmani atau
fisik dan spikis pribadi seperti benak dan emosionalnya. Adapun kesehatan
masyarakat adalahilmu yang mempelajari faktor-faktor resiko adanya penyakit
sampai-sampai dapat dikendalikan dan demikian dapat menambah kesehatan
masyarakat.
Manfaat adanya psikologi kesehatan dalam dunia kesehatan
diantaranya ialah mengobati dan mengendalikan psikis pasien. Misalnya untuk
pasien yang depresi sebab penyakitnya atau hilang motivasi untuk kesembuhan
diri sampai-sampai perlu mendapatkan semangat tidak melulu resep obat.
Psikologi kesehatan pun berpera guna memperkirakan tingkah laku pasien sebab
dikhawatirkan dapat memunculkan masalah psikis yang rumit. Dengan adanya
psikologi kesehatan maka bisa memperlihatkan untuk orang sakit bagaimana
seharusnya beranggapan dan bertingkah laku.
B. Tujuan Psikologi Kesehatan
Harapannya seluruh orang berada dalam situasi sehat.
Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk mengetahui pengaruh
psikologis terhadap bagaimana seseorang mengawal dirinya supaya tetap sehat,
dan kenapa mereka menjadi sakit dan untuk menyatakan apa yang mereka kerjakan
saat mereka jatuh sakit.
Di samping mempelajari hal-hal itu di atas, psikologi
kesehatan mempromosikan intervensi untuk menolong orang supaya tetap sehat dan
pun mengatasi kesakitan yang dideritanya. Psikologi kesehatan tidak
mendefinisikan “sehat” sebagai tidak sakit. Sehat disaksikan sebagai pencapaian
yang melibatkan ekuilibrium antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Psikologi kesehatan mempelajari semua aspek kesehatan dan sakit sepanjang
rentang hidup. Psikologi kesehatan konsentrasi pada pemeliharaan dan penambahan
kesehatan, laksana bagaimana mendorong anak mengembangkan kelaziman hidup
sehat, bagaimana meningkatkan kegiatan fisik, dan bagaimana merancang sebuah
kampanye yang bisa mendorong orang lain membetulkan pola makannya.
Psikologi Kesehatan pun mempelajari aspek-aspek psikologis
dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya,
menolong mereka yang bekerja di lingkungan yang mempunyai tingkat stress yang
tinggi guna mengelola stress dengan efektif, sampai-sampai tekanan yang
dirasakan di dunia kerja tidak memprovokasi kesehatan mereka. Seorang psikolog
kesehatan pun dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita sebuah penyakit
supaya dapat menyesuaikan mental dan jasmani mereka dengan penyakit itu atau
guna mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.Psikologi
kesehatan juga konsentrasi pada etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit
dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog
kesehatan secara eksklusif tertarik pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang
menyumbang kesehatan dan sakit dan disfungsi. Faktor-faktor tersebut mencakup
kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan laksana konsumsi alkohol,
merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan
stress. Pada akhirnya, psikolog kesehatan menganalisa dan berjuang meningkatkan
system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kepandaian kesehatan.
Psikologi kesehatan mempelajari akibat institusi kesehatan dan tenaga medis dan
paramedis terhadap perilaku orang.
Psikologi kesehatan bertujuan untuk mengetahui dinamika
psikologis pribadi yang tetap mengawal kesehatannya, dinamika psikologis
pribadi yang sehat namun lantas mendapat diagnosa penyakit kronis serta
dinamika psikologis pribadi saat merespon suasana sakit kronis yang sedang
dialami. Kita tentu pernah bertemu dengan orang yang tampak tidak jarang kali
sehat dan jarang sakit. Terbersit dalam pikiran kita, apa yang dilaksanakan
orang tersebut sampai-sampai kesehatannya terjaga? How does he or she maintain
his or her health? Dinamika psikologis apa yang terlukis pada pribadi yang
sukses menjaga kesehatannya? Kita pernah pula berjumpa dengan orang yang sehat,
tetapi setelah orang itu mendapat diagnosa penyakit tertentu, muncul tidak
sedikit perubahan pada dirinya. Perubahan jasmani dan pun perubahan emosional.
Orang itu menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional, menjadi tidak
cukup semangat dalam berkarya-malas, bahkan mungkin menunjukkan perubahan
perilaku yang sangat bertolak belakang dalam kesehariannya.
Dinamika psikologis apa yang tampak pada pribadi yang
demikian? Kita mungkin pun pernah bertemu dengan orang yang tengah berusaha
dalam menghadapi penyakit kronis yang dideritanya. Kita seolah bisa membaca
gambaran jiwanya, antara yakin dan tidak yakin bahwa dirinya dapat terbebas
dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita menyaksikan orang tersebut
tampak energik dan akan mengerjakan apapun demi kesembuhannya, tetapi di ketika
lain anda meyaksikan orang itu berada pada puncak keputusasaannya. Sehingga
apapun yang anda katakan atau saya dan anda lakukan seolah tidak terlampau
bermakna untuk dirinya. Dinamika psikologis apa yang terdapat pada pribadi yang
demikian? Dinamika psikologis pribadi yang sehat ? Individu ini menyadari bahwa
kesehatan ialah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini terlukis
dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat ialah perilaku
seseorang dalam menjaga status kesehatannya. Olah raga tertata dan mengkonsumsi
makanan sehat dan bergizi ialah contoh perilaku sehat.
Individu tidak jarang kali belajar (learn) dari cerita
kesehatan orang lain. Proses ini ialah bagian dari dinamika psikologis orang
yang sehat. Karena ia menemukan pemahaman (insight) bagaimana mengawal
kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dirasakan oleh orang
lain. Sehingga andai ada kemauan untuk mengerjakan perilaku yang tidak sehat
(poor health behavior) misal mengisap rokok akan tidak jarang kali ada yang
informotaknya guna tidak meneruskan kemauan berperilaku tidak sehat. Dinamika
psikologis pribadi yang sehat lantas sakit ? Individu yang sehat dapat
mengerjakan banyak kegiatan secara mandiri. Ketika lantas ia terdiagnosa dengan
penyakit kronis tertentu akan hadir ketakutan dan kegelisahan atas keberadaan
dan performansinya. Kecemasan ini adalahmasalah tersendiri, bukan sebab
mendatangkan stres untuk individu namun memprovokasi kemampuan pribadi dalam
menjalankan faedah kehidupan sehari-hari. Ketika sebuah penyakit terjadi pada
seseorang, semua aspek kehidupannya bakal terpengaruh. Dinamika psikologis dan
emosional yang hadir seringkali berupa pertanyaan laksana “siapa yang bakal
merawat mereka saat mereka sudah sembuh? Jika pada kesudahannya mereka tidak
bisa bekerja lagi, bagaimana mereka bisa membayar/menangani masalah keuangan?
Jika sekitar ini pribadi tersebut merasa dapat melakukan seluruh hal sendiri
secara mandiri, dapatkah mereka lantas menerima suasana baru mereka (jadi
tergantung pada orang lain
C. Respon Psikologis Pada Pasien Berpenyakit Kronis
1. Penolakan
(Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit
kronis laksana jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini,
pasien akan menunjukkan sikap seakan-akan penyakit yang diderita tidak
terlampau berat (menolak guna mengakui bahwa penyakit yang diderita sebetulnya
berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini bakal segera sembuh dan melulu
akan memberi efek jangka pendek (menolak guna mengakui bahwa penyakit kronis
ini belum pasti dapat disembuhkan secara total dan menampik untuk mengakui
bahwa terdapat efek jangka panjang atas penyakit ini, contohnya perubahan body
image).
2. Cemas
Setelah hadir diagnosa penyakit kronis, reaksi kegelisahan
adalahsesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi
dan evolusi yang terjadi pada dirinya bahkan menginginkan kematian yang bakal
terjadi padanya. Bagi pribadi yang sudah menjalani operasi jantung, rasa nyeri
yang hadir di wilayah dada, akan menyerahkan reaksi emosional tersendiri.
Perubahan jasmani yang terjadi dengan cepat akan merangsang reaksi khawatir
pada pribadi dengan penyakit kanker.
3. Depresi
Depresi pun adalahreaksi yang umum terjadi pada penderita
penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari pribadi penderita stroke, kanker
dan penyakit jantung merasakan depresi. Bagi dapat mengetahui respon yang
terjadi atas evolusi yang terdapat pada penderita penyakit kronis, butuh
pemahaman yang mendalam mengenai diri pribadi (self) tersebut sendiri. Self
adalahsalah satu konsep utama dalam ilmu psikologi. Para psikolog mengacu pada
self concept sebagai kepercayaan atas kualitas dan evaluasi yang dipunyai seseorang.
Penyakit kronis bisa menghasilkan evolusi yang menyeluruh
pada self concept dan self esteem. Beberapa evolusi yang terdapat bisa
mempunyai sifat sementara, walaupun ada pun yang mempunyai sifat permanen. Self
concept tersebut sendiri adalahbagian dari self evaluation tergolong didalamnya
sejumlah aspek laksana body image, prestasi, faedah sosial dan the private
self.
a. The Physical
Self
Body image adalahpenilaian dan penilaian atas faedah dan
penampilan jasmani seseorang. Body image yang rendah bersangkutan dengan harga
diri yang rendah dibuntuti dengan terjadinya penambahan depresi serta
kecemasan.
b. The Achieving
Self
Jika suasana penyakit kronis menjauhkan pribadi dari
kegiatan ini, konsep diri pribadi yang bersangkutan dapat terkoyak dan rusak.
Namun andai pekerjaan dan kegemaran sama sekali tidak terpengaruh oleh suasana
sakit dan sebagainya, pribadi dapat mendapat kepuasan tersendiri dan menambah harga
dirinya.
c. The Social
Self
Sebagaimana yang sudah diketahui bersama, membuat kembali
kehidupan sosial pasien penderita penyakit kronis adalahaspek yang penting.
Bentuk sumber daya sosial yang bisa membantu pribadi yang menderita penyakit
kronis contohnya dengan pemberian informasi, pertolongan dan sokongan
emosional. Partisipasi family dalam proses rehabilitasi adalahsesuatu yang
paling dianjurkan. Memberikan informasi pada anggota keluarga beda (bahkan
anak-anak) yang akurat dan lumayan mengenai keadaan pribadi yangs akit (misalnya
gangguan/penyakit yang dialaminya, proses/treatment yang bakal dijalaninya
bahka evolusi emosional yang terlihat) adalahsesuatu yang urgen untuk
dilaksanakan supaya terhindar dari keadaan bingung dan kesalahpahaman dalam
berkomunikasi antara pribadi yang sakit dengan pihak keluarga.
Dengan demikian, setiap pribadi mempunyai dinamika
psikologisnya tersendiri apabila dikaitkan dengan kedudukan kesehatannya.
Antara pribadi yang sehat, pribadi yang sehat lantas sakit dan pribadi yang
sudah terkena penyakit kronis mempunyai dinamika psikologis dan emosional yang
mesti dipahami. Psikologi kesehatan mencoba mengetahui aspek kejiwaan
(psikologis dan emosional) pribadi yang berada pada di antara situasi diatas
(terlebih pada pribadi yang sakit).